Minggu, 04 Desember 2011

100 Greatest Speed/Thrash Metal Bands

Read More >>
             I. CARA KERJA PIRANTI I/O

            Dalam perangkat input - output memiliki fungsi atau persaratan utama. Adapun persaratan utama dalam piranti input - output adalah kontrol dan timing, komunikasi perangkat, komunikasi processor, data buffering dan deteksi kesalahan.
               Secara umum cara kerja I/O adalah selama periode dalam waktu tertentu, prosesor dapat berkomunikasi dengan satu buah ataulebih dari perangkat eksternal dengan pola yang tidak menentu tergantungkebutuhan program I/O. Perangkat internal seperti memori utama dan sistem bus harus dipakai bersama-sama antar sejumlah aktivitas, termasuk diantaranya I/O data. Dengan demikian fungsi I/O meliputi persyaratan kontrol dan timing untuk mengkoordinasikan arus lalulintas antara perangkat internal dengan perangkat eksternal seperti perangkat I/O.Pertama, prosesor akan meminta modul I/O untuk memeriksakan status perangkat yang terhubung. Kemudian modul I/O akan mengirimkan jawaban tentang status perangkatI/O tersebut. Jika perangkat sedang beroperasi dan siap mengirimkan data, prosesor akan meminta transfer datatersebut. Setelah data diterima, maka akan diproses oleh prosesor makasebuah instruksi akan dikirimkan prosesor ke perangkat I/O. Umumnya perintah-perintah ini dikirim sebagai sinyal bagi bus kontrol. Apabila perangkat I/O tersebut dalam keadaan READY, maka prosesor akan melanjutkan transfer data. Apabila perangkat I/O dalam keadaan BUSY,   maka      prosesor      akan    menghentikan     transfer     data     tersebut.
                                                     
                                                   II.  JENIS - JENIS  PERANGKAT   I/O 

Perangkat   Input  :
  1. Keyboard,
  2. Mouse,
  3. Light   Pen,
  4. Joystick,
  5. Touch   Screen ,
  6. Microfon,
  7. Scanner,
  8. Tranck   Ball ,  dan
  9. Kamera.
Perangkat   Output  :

  1. Monitor,
  2. Speaker,
  3. Data   Projector,
  4. Printer,  dan
  5. Plotter,
                                               III.  GAMBAR   CARA   KERJA   PIRANTI   I/O













            IV. CONTOH - CONTOH PIRANTI I/O

  1. Memesukan data ke google,
  2. Mengambil data dari google.
  3. Menulis data di Office, 
  4. Print data.
  5. Mencari  data,
  6. Mendownload data.
  7. Dll. 
D. ISTILAH-ISTILAH PENTING I/O
  • I/O = I/O (Input/Output)
  • device = device
  • storage device -> device penyimpanan
  • disk = disk
  • transmission = transmission
  • direct I/O instruction = direct I/O instruction
  • memory-mapped I/O = memory-mapped I/O
  • port = port (perangkat keras)
  • bus = bus (perangkat keras)
  •  raw I/O = raw I/O
  • I/O Application -> aplikasi I/O
Read More >>

Jumat, 12 Agustus 2011

Thrash Metal

Thrash metal (kadang-kadang disingkat menjadi thrash), adalah sebuah extreme metal subgenre dari heavy metal yang berciri memiliki tempo yang cepat dan agresiv. Lagu-lagu thrash metal biasanya menggunakan stem gitar nada rendah dan perkusi yang cepat. Lirik-lirik thrash metal sering mengangkat tema masalah-masalah sosial menggunakan bahasa yang kasar dan mendalam, sebuah pendekatan yang sebagian mirip dengan genre hardcore. Band "Empat Besar" atau "Big Four" thrash metal adalah Anthrax, Megadeth, Metallica, dan Slayer, yang secara bersama-sama dan memopulerkan genre ini diawal tahun 1980-an. Ada pula yang mengatakan bukan lagi "Empat Besar" tetapi menjadi "Lima Besar" Megadeth, Slayer, Exodus, Pantera, and Metallica. [1] Di Eropa style ini dibawa oleh tiga band asal Jerman, yaitu Kreator, Sodom, dan Destruction. Testament dan Exodus dari San Fransisco, Overkill dari New Jersey dan Sepultura dari Brazil.
Asal muasal thrash metal secara umum dijejaki pada akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an, ketika beberapa band mulai menggabungkan sound dari New Wave of British Heavy Metal, menciptakan sebuah genre baru dan mengembangkan kedalam gerakan yang terpisah sendiri dari punk rock and hardcore. Genre ini lebih agresiv dibandingkan speed metal. Sering kali dicampurkan dari kategori metal yang satu dengan metal yang lain, dan juga beberapa band ada yang menggabungkan pengaruh musikal dari genre non-metal.
Read More >>

Ulasan Legenda Thrash Metal Indonesia

Metalhead mana di Indonesia ini yang tak kenal Rotor ? Berangkat dari sempalan grup Sucker Head di awal decade 90-an, band trhash metal local yang pertama kali rekaman ini makin meroket namanya setelah sukses menjadi supporting act konser supergrup Metallica selama dua hari berturut-turut di stadion Lebak Bulus, Jakarta. Rotor sempat lama mengadu nasib di negeri Paman Sam, namun frustasi ketika tahu mesti bersaing dengan 40.000 band metal serupa yag juga tengah berburu kontrak rekaman di sana.

Selama delapan tahun karier musiknya, Rotor menelorkan empat album di tiga major label berbeda : AIRO, Hemagita dan Warner Music Indonesia. Sebelum resmi bubar, basis Rotor (Judapran) tutup usia karena drugs. Belakangan, mantan vokalis mereka (Jodie, vokalis Getah) yang kharismatik juga meninggal dunia. Tersisa kini tinggal sang pendiri sekaligus gitaris Rotor, M. Irvan Sembiring, yang telah menggantungkan gitar untuk selamanya dan menekuni lembaran hidupnya yang baru sebagai seorang pendakwah! “kalaupun ada yang berani modalin, Rotor nggak bakal reuni sampai kapan pun juga” tegas Irvan.

Sejarah berdirinya Rotor memang nggak bisa dilepaskan dari nama besar Sucker Head. Band thrash metal pionir yang dibentuk akhir era 80-an tersbut awalnya memang rumah bagi gitaris Irvan Sembiring. Diakhir tahun 1990 setelah konser di Kresikars (pentas seni SMA 82) ia hengkang dari Sucker Head untuk membentuk Rotor bersama Seto (gitar), Didik (bas) dan Bakkar Bufthaim (dram). Didik dan Bakkar sebelumnya merupakan personel One Feel Band yang juga merupakan nama sebuah studio ngetop di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan. Menurut Irvan yang ngasih nama Rotor waktu itu adalah Seto. “Biar kesannya musik Rotor itu cepat kayak baling-baling pesawat”.

Hengkangnya Irvan dari Sucker Head sempat menjadi buah bibir di kalangan anak metal (catat : istilah underground dulu belum popular) ibukota saat itu. Namun ia menyanggah kalau dirinya cabut karena terlibat friksi dengan personel yang lain “Gue cabut dari Sucker Head karena pingin menggeber musik metal yang lebih ngebut dan ekstrem, sementara Nano (gitaris kedua Sucker Head) cendrung terpengaruh Iron Maiden, lebih heavy metal”. Ujar cowok kelahiran Surabaya, 2 maret 1970 ini buka kartu.

Walau dibentuk di Jakarta namun panggung debut Rotor justru terjadi di Taman Topi, Bogor, dalam pergelaran rock yang digeber oleh sebuah radio swasta disana, kuartet thrasher ini menggung bareng sejawat metal di Jakarta, diantaranya Atomic dan Allen Scream. Kala itu mereka masih mengusung repertoar milik Sepultura. “Sepultura-nya di album Schizophrenia”, kenang Irvan. Tepat setelah manggung pertama, dua orang personel Rotor mengundurkan diri dari band. Seto masuk menjadi gitaris Sucker Head dan Didik bergabung menjadi bas Roxx. “Seto Cuma sempat lima kali manggung bareng Sucker Head untuk menjadi band pembuka konser Slank, setelah itu dia cabut juga disana.”

Sampai sini, Rotor yang tinggal dihuni dua personel itu kemudian untuk yang kedua kalinya manggung di kampus “Metal” milik pujanggawan Sutan Takdir Alisjahbana yang terletak di bilangan Pejaten; Universitas Nasional. “Ketua panitia acaranya saat itu si Ucok Batara (mantan vokalis Edane)”. Sayang, Irvan lupa siapa yang bermain bas di Rotor pada waktu itu. Pertama ia bilang Judapran (mantan basis band epigon GN’R, Razzle) namun kemudian segera diralatnya “Kalo nggak salah pemain basnya Ucok ‘Ngantuk’. Tapi dia nggak tahu lagunya Rotor, Cuma asal main saja. Pokonya panteng di kord E terus, pasti masuk. Thrash metalkan kebanyakan kordnya disitu aja.

Uniknya, ketika hal ini dikonfirmasi langsung kepada Ucok ‘Ngantuk’ keesokan harinya, gitaris yang sekarang bermain di Brain The Machine ini membantah “Gue memang pernah ikut audisi sebagai basis Rotor. Itu juga di studio, bareng kandidat lain, tapi nggak pernah manggung dengan Rotor.”

Singkat kata, setelah Juparan resmi bergabung dengan rotor, trio ini lantas menggarap demo tape dengan system rekaman live si studio One Feel. Jangan byangkan demonya keren kayak zaman sekarang. Demo tape Rotor itu masih tradisional banget “Cuma dua track, left-right, isinya gitar dan dram doing, nggak ada vocalnya.” Bermodalkan kaset demo “primitife” itulah Irvan nekad menawarkan konsep musik merkea ke label-label rekaman besar yang ada di ibukota dan ternyata… gagal!! Nggak satupun label tertarik untuk mengontrak band dengan musik se-ekstrem Rotor pada waktu itu.

Kredo bagi anak metal adalah pantang frustasi! Semboyan ini amat dipercaya oleh Irvan yang memang ia akui sendiri punya watak keras dan ambisius. Tak lama setelah “penolakan-penolakan” tadi, Irvanyang supel ini bertemu dengan Pay Siburian (waktu itu masih gitaris Slank) dan vokalis rock (almarhum) Andy Liani. Pergaulannya dengan para rock star local itu tentu dengan harapan bias mengenjot nama Rotor ke level selanjutnya ”waktu itu anak-anak lain kayak Armand maulana, Thomas, Baron(Gigi), Anang dan Kidnap Katrina masih ‘gembel. Yang udah jadi superstar suma Slank doing. Anang sendiri dulu belum pacaran sama Krisdayanti, baru didemenin aja.” Kenang Irvan sembali tersenyum.

Proses bergaulnya Irvan dengan rocker-rocker old skool ibukota tadi cukuo gila-gilaan. Ia mengatakan, “zaman dulu kalau udah nongkrong, bisa dua minggu lamanya gue baru pulang kerumah. Bawa gitar dan ampli kecil gue hidup nomaden dari satu studio kestudio lainnya. Ngikutin Pay sama anak-anak aja, misalnya hari ini garap Anggun (C. Sasmi) dan Anang di Studio Triple-M, besoknya Ita Purnamasari di studio JK di Pluit, gitu terus.”

Berkat jasa Pay, di awal 1992 Irvan ditemani Andy Liani lantas bertemu Seno Adjie, bos label rekaman AIRO. Di depan adik kandung maesenas Setiawan Djody itu Irvan itu Irvan cuek saja menyetel demo tape primitif tadi. Seketika juga Seno binggung pas tahu demo tape itu masih instrument dan nggak ada vocalnya. “Gimana mau nilainya, nih?” kata Irvan menirukan ucapan Seno. “Ya udah (kasetnya) di rewind aja,” balas Irvan enteng. Walhasil , begitu tape dimainkan dan musik berkumandang, “bernyanyilah” Irvan secara live di depan calon produser Rotor tersebut. “Gue teriak-teriak kayak orang gila di dalam ruangan dia. Mas Seno Cuma benggong dan geleng-geleng kepala, sementara Ali Akbar dan Andy Liani pada ketawa-tawa.” Kenang Irvan bangga.
Kebetulan, nggak lama kemudian Setiawan Djody mengundang banf thrash metal Brasil, Sepultura untuk menggelar konser di Jakarta dan Surabaya. Mendengar pahlawan metal pujaannya bakal dating, Irvan langsung saja menyatroni raja tanker itu di kantornya untuk mendaftarkan Rotor sebagai supporting act Sepultura, menurut Djody, Irvan CS kalah cepat dengan Eet Syaranie dan Ecky Lamoah dari Edane, “Kalau kamu datangnya sebulan yang lalu aja, pasti bias. Tapi sekarang kita udah teken kontrak sama Edane,” tukas Irvan menirukan ucapan Djody.

(Bersambung…………..)
Read More >>

Selasa, 09 Agustus 2011

SEPULTURA

 Dari awal mereka rendah hati di Belo Horizonte, Brazil, Sepultura pergi untuk menjadi yang paling berhasil Brazilian heavy metal band dalam sejarah. Lebih dari sepuluh tahun, band tumbuh dari kekuatan ke kekuatan, transformasi itu sendiri dari logam primitif kematian ansambel menjadi salah satu yang kreatif trendsetters dari scene musik internasional agresif. Sayangnya, krisis internal yang pahit hampir hancur band, Sepultura dan berjuang memulihkan mereka sebelumnya momentum. Hailing dari Brazil ketiga-kota, Belo Horizonte, Sepultura (yang artinya kuburan dalam bahasa Portugis) telah dibentuk di pertengahan’80s – suatu waktu ketika negara itu telah mulai muncul dari 20 tahun


               kdiktatoran militerMax Cavalera (vocals / guitar), Igor Cavalera (drum), Paulo Jr (bas), dan Jairo T. (lead guitar) sudah sulit menemukan waktu bahkan rock & roll album dan terutama “sosial tidak dapat diterima” genre seperti logam berat dan punk.
Mereka adalah awal pengaruh Iron Maiden, Metallica, dan Slayer (literally pertama tiga catatan dibeli oleh Max pada kunjungan ke “kota besar” São Paulo), tetapi band progressed segera menuju kematian logam suara, yang terinspirasi oleh band-band baru seperti kesurupan dan maut.                


           Kendaraan mereka dan penentuan (mereka bernyanyi dalam bahasa Inggris dari satu hari) lebih dari yang dibuat untuk mereka geografis terisolasi dan kurang pengalaman, dan meskipun semua itu hanya di teens dan mereka masih belajar cara mereka memainkan instrumen, band underground cepat berkembang menjadi contenders. Setelah arahan yang menangani independen Cogumelo Records, Sepultura tercatat empat lagu untuk split LP dengan sesama Brazilians overdose. Sekarang reissued dalam CD dan dinamai dengan lagu pertama, 1985 dari pengrusakan binatang itu sendiri dihasilkan dan direkam hanya dalam dua hari – dan ia menunjukkan. Direkam dengan sedikit waktu dan uang pada bulan Agustus 1986, pertama mereka panjang album, abnormal Visions, menunjukkan sedikit perbaikan, tetapi yang pertama mereka tekan, “Troops of Doom,” yang menarik perhatian beberapa media dan yakin band untuk relokasi ke Bahia (Brazil dari kota keuangan dan modal) untuk karir mereka selanjutnya.
            Mereka juga diganti dengan gitaris Jairo T. Bahia asli Andreas kisser, kemampuan musik yang lebih besar akan membantu mengambil seluruh band ke tingkat berikutnya. Pada tahun 1987, Sepultura teknis proficiency akhirnya tertangkap dengan visi kreatif mereka, dan mereka kedua panjang untuk album Cogumelo, skizofrenia, ditampilkan evolusi yang luar biasa dalam hal jumlah produksi dan kinerja. Hal ini juga menjadi penting sensasi kecil di Eropa dan Amerika, menggambar perhatian Roadrunner Records, yang segera merilis album di seluruh dunia dan band untuk sebuah kontrak jangka panjang. Tidak lagi tertahan di perbatasan Brazil, band mengatur tentang menyusun 1989 dari bawah tetap, yang pertama dari empat album yang akan memadatkan Sepultura mungkin sebagai posisi yang paling penting heavy metal band of the’90s. Direkam di Rio de Janeiro di bawah bimbingan dari produsen terkemuka Deat Metal Scott Burns, bawah tetap merupakan segera kritis dan sukses komersial, dan band dari performance ganas yang berlaku di Eropa (yang melihat mereka secara sistematis penghembusan headlining Jerman thrashers Sodom off step


                  Sepultura lebih cemented reputasi. Band-nya juga film pertama video, untuk satu “Inner Self”, dan selesai pada tahun wisata dengan menunjukkan set berjaya di tanah air. Setelah mendapatkan manajemen baru dan relocating to Phoenix, AZ, Sepultura dimasukkan Tampa’s Morrisound Studio dengan produser Burns untuk merekam 1991 sangat Bangunlah acclaimed album. Pertama tunggal “Dead embrionic Cells” menjadi hit yg lain, dan judul lagu akan mendapatkan perhatian lebih jika video dilarang oleh MTV Amerika karena apocalyptic perbandingan agama. Dunia wisata yang diikuti ditinggikan album platinum penjualan di seluruh dunia (angka yang jarang dicapai oleh band-band seperti extreme nature), dan aneh yang berliku-liku, ditemukan singer Max Cavalera menikahi band manager Bujnowski Gloria, yang telah berusia hampir dua kali-Nya. Itulah band yang sukses dengan label, Roadrunner, memperoleh co-distribusi berurusan dengan Epic Records untuk rekaman berikutnya, 1993′s Chaos AD. Dengan memasukkan isu sosial (terutama yang berkaitan dengan Indonesia) dalam lirik mereka, serta menampilkan beberapa mereka punk dan hardcore pengaruh untuk pertama kalinya, album yang lain di seluruh dunia berkat smash single seperti “Territory” dan “refuse/ Resist”. Wisata setelah selama lebih dari satu tahun, anggota Sepultura mengambil yang baik-deserved break sebelum mulai bekerja pada mereka yang paling ambisius namun album, 1996′s Akar. Pengenalan asli Brasil ketuk dan gaya musik mereka ke bawah merek dagang-tuned guitars dan semakin mengakibatkan sociopolitical tema yang sangat unik yang dapat merekam loosely digambarkan sebagai logam berat dunia musik. Akar ditandai Sepultura kreatif puncak, dan band dari terus menimbulkan pernah-lebih terkenal nampaknya terjamin hingga keluarga tragedi menyalakan rangkaian acara yang akan bubar band. Just jam sebelum mengambil stage di Inggris Monsters of Rock festival band menemukan bahwa remaja putra manajer (dan singer Maks isteri) Gloria telah tewas dalam kecelakaan mobil. J shocked Sepultura mengambil tahap sebagai trio saat Max dan Gloria boarded pertama pesawat kembali ke Amerika.
              Hanya beberapa bulan kemudian, band menghadapi Max severing tentang hubungan dengan Gloria dan menemukan manajemen baru. Masih recovering from the trauma dari kematian dalam keluarga luas, Max ini dilihat sebagai sebuah pengkhianatan besar dan kiri band di tengah banyak darah dan acrimony buruk. Sebagai pemimpin band kreatif, banyak diharapkan untuk keberangkatan itu spell akhir Sepultura, tetapi band ini mengumumkan bahwa mereka akan segera melaksanakan dan mulai mencari pengganti. Setelah lama mencari, Sepultura direkrut Cleveland asli Derrick Green sebagai singer dan baru mulai untuk peletakan track 1998 dari Terhadap.
            Walaupun tetap banyak intensitas dan keragaman para pendahulu (termasuk kolaborasi dengan Jepang Kodo ansambel ketuk di lagu “Kamaitachi”), album yang unik spark kekurangan yang bercirikan band sebelumnya dari bekerja. Hal ini juga dijual hanya separuh karena banyak salinan sebagai Cavalera album pertama dengan band baru, Soulfly, menunjukkan dengan jelas siapa fan loyalitas tetap. Berani, Sepultura kembali di awal tahun 2001 dengan Bangsa. Album diikuti dalam jejak para pendahulu, walaupun lebih baik dan ulasan yang lebih berpengalaman di Lingkungan vocals. Dalam rangka untuk mencapai nya perlahan malu fan base, grup dirilis salah satu tinggal terakhir menunjukkan dengan Max, Under a Pale Grey Sky, pada musim gugur 2002. Sebuah EP yang meliputi, Revolusongs, tiba pada tahun 2003, diikuti dengan panjang Roorback. Tinggal di Sao Paulo tiba di tahun 2005
Read More >>